Senin, 05 Juni 2023

Sedikit cerita tentang Pasar Tradisional

 Sudah sedari kecil, dari icik-icik TK sampai selesai kuliah aku sering pergi ke pasar. Melihat dan mengalami evolusi bentuk-bentuk pasar, dari yang aku ingat sampai aku lupa. Dari yang bangunan-bangunannya masih kayu atau sampai dibangun beton, acil jualan ikan yang masih ada sampai gaada lagi di pasar. Pasar-pasar di berbagai daerah juga sering kulewati dan kuamati, meski terkadang juga ada mampir sebentar untuk belanja. Kalau dulu sewaktu kecil aku sering ke pasar karna mamaku pernah punya toko baju di pasar, sampai aku kuliah barulah toko itu dijual. Dari yang awalnya pasar itu hanya sedikit yang jual pakaian-pakaian sampai sekarang banyak jual pakaian. Suasana pasar yang selalu kuingat dari dulu adalah musik dangdut klasik, dangdut melayu yang bukan jawa, banyak bunyi-bunyian entah suara piring, motor di bengkel, kresek, orang tawar menawar, orang bekisahan di warung, dll. Aroma pasar juga unik, tergantung kita ada di mana dan melewati apa. hehehhe 😁. Paling menyenangkan adalah ketika melihat secara real time lapse pasar dari buka toko sampai pulang dan menghayati "WOW!" seperti inilah Pasar. Dari kondisi pasar yang masih persiapan, mulai rame, rame dan sepi. Tapi yang paling kusuka adalah musik dangdutnya, rata-rata aku suka musik dangdut dari pasar seperti malam terakhir, pria idaman, dll 😅. Kalau sekarang rasanya musik dangdut itu sebagai pelepas penat dan penambah semangat ketika cape berkeliling belanja, sambil nanyi bareng mama lalu angin sepoy-sepoy datang... sungguh asyik. Kalau di daerahku sini, Tanjung Tabalong Kal-Sel, pasarnya menyediakan apapun dan tidak terpisah-pisah maksudnya hanya disatu tempat saja, ya di PASAR. Ada yang jualan nasi soto, sop, sate, makanan berat lainnya, camilan, gorengan, es macam-macam, jual sayur belum masak dan sayur yang udah di masak, belum lagi banyak jajanan atau kue-kue jadul, bubur, lalu jualan pakaian, jilbab, alat kebun, buah, reparasi jam, tukang jahit sandal dan sepatu, jual pentol, ikan asin, kerupuk, bumbu dapur, alat-alat rumah tangga, buah-buahan, berbagai macam ikan, daging, sayur, dll. Jadi ketika kamu ke pasar, semua kebutuhan ada di sana, belum lagi kalau juga dengan toko bahan bangunan, juga bisa sekalian ke pasar, oh iya jualan obat juga ada. Rata-rata pasar di Kalimantan Selatan seperti  itu, tapi ketika saya pergi ke pasar di Jogja,  tempatnya berbeda-beda dan kurang lengkap. Apa mungkin saya yang kurang jauh masuk ke pasarnya?😅, yang berbeda dari pasar di daerahku dan Jogja adalah kurang komplit dan waktu, kalau di Jogja persiapan buka pasar itu sekitar Pukul 2 malaman, itu baru siap-siap dan ada juga pasar yang buka khusus Waktu Malam mungkin untuk yang ga sempat belanja-belanja pagi-siang, tapi itu keren juga dan unik. Setiap daerah pasti memiliki isi pasar yang berbeda-beda juga, awesomeee! 😍. Rasanya banyak hal menarik yang bisa diamati, ditelaah, direnungi dari pasar terdekat. Kadang kangen juga ke pasar bareng almarhum nenek, vibes pasar memang luar biasa. Banyak pasar yang sudah kukunjungi selama 24 tahunan aku hidup, bagiku ini banyak, gatau kalau yang lain 😅, seperti pasar tanjung, kapar, kandangan, barabai, martapura, negara, pasar sejumput di jalan-jalan, beberapa pasar di jogja, beberapa pasar di solo, beberapa pasar di banjar (pada lupa namanya #mohonmaap), pasar di mekkah. Rata-rata masih di Kalimantan Selatan, masih ada lagi, semoga nanti kedepannya makin banyak pasar yang bisa saya kunjungi dan amati 💙. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sedikit cerita tentang Pasar Tradisional

 Sudah sedari kecil, dari icik-icik TK sampai selesai kuliah aku sering pergi ke pasar. Melihat dan mengalami evolusi bentuk-bentuk pasar, d...